Jumat, 09 Maret 2012

Tugas I (Membaca Komprehensif)


Nama        : Septi Candra Hapsari
Kelas         : 2D
NIM          : A31110184
Matkul      : Membaca Komprehensif

UNTAIAN TASBIH CINTA

              “Zahra”, itulah nama tokoh utama yang akan kita uraikan seputar kisah hidupnya tentang naluri kewanitaannya, terhadap ketertarikannya kepada kaum pria. Berbeda dengan kebanyakan perempuan pada umumnya, Zahra lebih memilih hidup sendiri dengan segala kepadatan aktifitasnya di sebuah LSM yang menangani masalah – masalah perempuan. Mengingat usianya yang sudah memasuki kepala tiga dengan menyandang status single, tak jarang ia dihujani dengan tuntutan untuk segera menikah. Kedua orang tuanya yang sudah mengidamkan anak semata wayangnya tersebut hidup bahagia dengan laki – laki yang di cintainya harus pupus begitu saja, ketika Zahra mencoba menghindar dengan menerima tawaran bekerja di Jambi. Meski awalnya mereka tidak merestui Zahra bekerja di Jambi, namun karena watak keras kepala yang sudah melekat dalam benaknya tak sanggup lagi ditahan, akhirnya restu pun ia dapat. Dengan rela meninggalkan kedua orang tua, sahabat serta kehidupannya di Jakarta, maka kini ia harus siap mengarungi kehidupan di Jambi dengan segala sesuatu yang serba baru.
             Zahra tak sedikitpun cemas akan kondisi di Jambi. Ia tipe wanita pekerja keras dengan segala totalitasnya mengabdi di LSM. Kini ia bekerja untuk melakukan penelitian terhadap suku Kubu. Jadi ia harus terjun sendiri ke lapangan agar memperoleh data yang valid serta mengetahui secara langsung bagaimana adat dan kehidupan Suku Kubu tersebut. Dengan ditemani rekan kerjanya yang bernama Sultan, merekapun bergegas menuju lokasi untuk mengumpulkan data, serta mengamati kondisi kehidupan masyarakat Kubu di Sungai Makekal. Berbagai peristiwa telah ia lalui bersama dengan Sultan dan salah seorang pemuda dari suku Kubu yang bernama Laman. Ia adalah putra dari ketua kelompok suku Kubu yang mereka kunjungi. Sultan dengan pembawaan tenang dan berpegang teguh pada agamanya tersebut ternyata telah membuka hatinya untuk berfikir positif terhadap perilaku laki – laki. Bahwasannya tidak semua laki – laki itu sama buruknya, masih ada diantara mereka yang bijaksana dan bertanggungjawab. Seperti halnya yang tercermin pada diri Sultan. Begitu pula pada Laman, ia sosok yang polos dengan sifa kesatrianya yang sangat menghargai perempuan.
            Materi yang berkecukupan, bukanlah kebahagiaan yang hakiki. Ketika ia mulai kembali kepada jalan Allah, menyadari kekeliruannya dalam berfikir, disitulah ia kembali diuji. Ia mendapati musibah, serta ibunya terkena stuke. Hingga akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta mengabdikan dirinya kepada orang tuanya, dan rela melepas seseorang yang ia kagumi sekaligus dapat membuatnya termotivasi.
          Sampailah ia di Jakarta mendapati ibunya terbaring tak berdaya dengan beberapa selang untuk menopang hidupnya saat ini. Dengan perasaan gundah ia menyesali perbuatannya selama ini. Dan disitulah ia bertemu dengan sosok pria yang selama ini sudah menjadi pilihan kedua orang tuanya. Prasangkanya selama ini ternyata salah. Ipung yang selama ini ia benci, ternyata sangat peduli dengan orang tuanya. Bahkan saat ia di Jambi, hampir setiap hari dia berkunjung kerumah untuk mengontrol keadaan orang tuanya. Itu semua dia lakukan atas keinginannya sendiri. Maka jelas sudah siapakah sosok Ipung sebenarnya di mata Zahra. Maka, untuk menuntaskan kesalahannya terhadap orang tuanya, akhirnya Zahra menerima cinta Ipung dan mereka hidup bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar